Edisi 20, 14 Pebruari 2018
Untuk dapat disebut professional, seseorang pertama-tama harus memenuhi standard tertentu. Standard tersebut bisa berupa pendidikan formal, misalnya lulusan S1 atapun lulus ujian tertentu. Pemenuhan standard memang tidak berarti telah dicapainya level kualitas yang diharapkan, ini hanya mengacu (kurang lebih) telah diperolehnya pengetahuan tertentu.
Semakin tertatanya sebuah profesi, tentunya penjabaran standard yang diterapkan semakin kompleks. Ia tidak hanya terkait sertifikasi, tetapi bisa juga terkait kompetensi: tingkat kemampuan ataupun pengalaman tertentu yang dibutuhkan untuk bisa menjalankan profesi tertentu.
Standard bisa mempunyai lingkup internasional, nasional, atau bahkan lingkup organisasi. Misalnya, untuk menjabat manajer x diperlukan orang dengan kualifikasi Y dan kompetensi Z. Tentunya tidak semua profesi sudah memiliki standard yang jelas dan baik. Ada juga profesi-profesi baru yang pembuatan standardnya masih berproses seiring dengan terbentuknya asosiasi dari profesi tersebut.
Compliance, ataupun terpenuhinya persyaratan aturan dari sebuah profesi bisa disebut sebagai syarat awal dari sebuah profesi. Dia mengacu pada persyaratan minimal dari profesi tersebut. Seorang profesional akan memenuhi standard kepatuhan tersebut.
Tradisi untuk memperjelas dan menuliskan apa yang menjadi aturan atau kesepakatan adalah bagian dari kehidupan modern. Mulai dari pendefinisian kompetensi dari sebuah pekerjaan, sampai penjabaran kode etik profesi dilakukan sebagai cara untuk memperoleh standard kualitas yang diinginkan.
Dengan demikian compliance: pemenuhan aturan atau standard minimal dari suatu profesi semakin hari semakin jelas dan bisa jadi juga, semakin kompleks. Untuk dapat memenuhi aspek profesionalitas, seseorang perlu memahami standard profesinya dengan baik dan kemudian memenuhinya untuk memenuhi syarat kepatuhan. Pada level minimal ini pun kita masih menemukan orang yang tidak profesional dengan memalsukan sertifikat atau bahkan izajahnya.
Memenuhi aspek compliance bisa disebut sebagai standard minimal dari profesionalisme, reputasi seseorang kemudian ditentukan oleh seberapa jauh dia menunjukan kualitas yang optimal.
G. Suardhika
Soft Skills Trainer