Training: Trade Off yang ada

Edisi 10, 28 Juli 2016

Dalam diskusi dengan klien, ada berbagai trade off dari pemilihan metode training yang kadang cukup sulit untuk dipertemukan antara kebutuhan dan keinginan klien.  Ini beberapa diantaranya.

Training-nya ingin yang fun dan bermanfaat.  Metode yang paling pas untuk mencapai fun nya training adalah games.  Tapi games adalah proses belajar yang paling tidak terstruktur karena yang ingin dicapai adalah insight dan insight yang didapat setiap peserta bisa sangat beragam.  Sementara itu, untuk mendapatkan manfaat optimal, sebuah training kadang melalui proses yang membosankan untuk skill practicing atau mempelajari sesuatu yang baru dan sulit atau menyediakan diri untuk melakukan refleksi akan hal yang perlu kita perbaiki.

Training-nya ingin sampai ke level skill dan mencakup banyak aspek.  Skill practicing membutuhkan waktu yang panjang karena adanya role playing dan feedback.  Karenanya agak sulit untuk bisa melatih berbagai ketrampilan dan pada saat yang sama mencakup banyak materi.

Training-nya ingin jelas terlihat perubahannya dan efisien.  Untuk memonitor perubahan yang jelas maka yang perlu dilakukan adalah menemukan key behaviour yang ingin dimonitor, lalu melakukan pre dan post test terhadap perilaku tersebut.  Ini memerlukan persiapan yang panjang dan biaya yang besar untuk persiapan dan evaluasi hasilnya.

Training-nya ingin bisa diikuti banyak orang dan bermanfaat.  Mencapai skill practicing untuk lebih dari 20 orang dalam satu klas, hanya dimungkinkan bila trainer didampingi oleh fasilitator yang cukup baik.  Kemampuan sang fasilitator dalam mengobservasi dan memberikan feed back, bisa jadi di bawah kemampuan fasilitator.  Disamping itu, konsentrasi dari peserta dengan klas besar umumnya lebih sulit dibandingkan klas kecil.  Sehingga penyerapan materi umumnya akan lebih sedikit dan kesempatan bertanya juga akan minim.

Training-nya ingin memberikan impact yang besar.  Kadang Manajemen menginginkan training motivasi untuk dapat meningkatkan moral kerja karyawan.  Tetapi kalau penyebab motivasi rendah adalah karena sistem (reward sistem yang kurang fair) atau atasan (atasan terlalu menekankan pada target) atau budaya (manajemen tidak menghargai usaha), maka sulit mengharapkan sebuah training motivasi bisa memberikan pengaruh besar.  Jadi untuk dapat pelatihan dengan impact yang optimal, kita perlu paham akar penyebab masalah yang ada.

G. Suardhika
Soft Skills Trainer
Competency Development Trainer

Leave a Reply

Close Menu