Pensiun: Pengalaman Penulis

Edisi 37, 2 Juli 2020

Alhamdulillah karena seting bisnis yang penulis siapkan, maka penulis telah dapat pensiun lebih dari 10 tahun yang lalu.  Bukan dalam arti passsive income total, yang pemasukan dari investasi ataupun bisnis sudah mencukupi.  Tetapi baru passive income sebagian, dimana saya masih mencari sumber pendapatan yang lain untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Saya telah membangun bisnis pelatihan lebih dari 20 an tahun yang lalu.  Pada saat membangunnya, saya terobsesi dengan kuadran Kiyosaki dalam buku fenomenalnya Rich Dad Poor Dad, yaitu memilih berada di kuadran membangun bisnis bukan self employed.  Karena itu saya mempersiapkan bisnis saya sebagai hub antara market &trainer.

Tim yang saya bangun setelah sekitar 5 tahun-an bisnis berjalan sudah siap untuk dilepas.  Saya menyadari keberadaan saya di perusahaan malah mengganggu perkembangan mereka, karenanya, saya memilih untuk ‘pensiuan’ dari bisnis tersebut pada belasan tahun yang lalu.  Kehadiran saya di kantor dicukupkan seminggu sekali, sisanya managed by exception saja.  Kalau operasional berjalan baik, maka tidak ada yang perlu dilaporkan sampai ke rapat manajemen mingguan (saat ini bahkan sudah menjadi dwi mingguan).

Saya ingat ketika saya memutuskan itu, saya bingung menggunakan waktu yang ada.   Kehidupan sebetulnya masih pas-pasan.  Rumah masih ngontrak.  Jadi selalu ada rasa ingin terlibat lebih banyak dengan harapan bisa mendorong peningkatan pendapatan.

Sayangnya, rumusnya tidak selalu demikian.  Ketika sistem sudah dibentuk, dan apa yang dikerjakan lebih banyak operasional taktis, keterlibatan lebih banyak belum tentu memberikan hasil lebih baik.  Salah satu penyebabnya, bisa jadi tim akan bekerja sekedarnya, ketika mereka tidak mendapatkan keleluasaan bertindak.  Bahkan saya juga menyadari, pendekatan saya yang cenderung idealis-prosedural, malah bisa menghambat kegesitan tim untuk bisa memasarkan produk dengan optimal.

Alasan penting lainnya tentu ada, yaitu keinginan saya untuk melakukan rencana-rencana saya lainnya.  Tentunya tidak semudah itu memulai sesuatu hal baru.  Saya ingat pada periode transisi tersebut,  youtube baru mulai ‘naik daun’.  Kebanyakan waktu saya kemudian diisi dengan menonton berbagai hal di sana, termasuk debat calon presiden amerika serikat.  Dimana pada saat itu, Obama baru akan maju untuk pertama kalinya.  Bila saya ingat kefasihan saya untuk mencari dan belajar dari berbagai video di youtube merupakan salah satu sumber pengetahuan utama saya sampai saat ini.

Seinget saya, saya memerlukan sekitar 1 tahun untuk mengubah orientasi saya melakukan hal yang produktif sesuai dengan rencana hidup saya.  Dan membutuhkan waktu sekitar 3 tahun untuk saya bisa mulai meninggalkan taraf coba dan salah, dan membangun berbagai kebiasaan di jalur yang tepat.  Dari sinilah saya memahami bahwa shifting karir ataupun kebiasaan memerlukan usaha luar biasa.

Leave a Reply

Close Menu