Edisi 34, 21 Mei 2020
Pilihan untuk tetap bekerja setelah pensiun, bisa didorong oleh kebutuhan ekonomi, bisa juga didorong oleh kecenderungan seseorang untuk menikmati kerja. Sebut saja yang pertama karena dorongan motivasi ekstrinsik (ekonomi), sementara yang kedua karena motivasi intrinsik.
Pada alasan motivasi ekstrinsik, umumnya seseorang tidak mempunyai banyak alternatif selain berusaha mencari pekerjaan pada bidang yang sama. Tidak ada cukup tabungan untuk bisa melakukan berbagai penjajakan pekerjaan yang lain. Apalagi mencoba berwirausaha. Pilihan pertamanya biasanya tetap di tempat semula, berharap ada penundaan pensiun. Atau segera mencari perusahaan lain yang mau menerima karyawan senior sepertinya, bila perlu dengan gaji lebih rendah.
Bila dorongannya adalah motivasi intrinsik, apalagi disertai keberhasilan karir dan simpanan yang memadai. Seseorang bisa membuka berbagai alternatif aktivitas ekonomi dengan harapan mendatangkan kepuasan lebih dibandingkan sebelumnya.
Salah satunya tentu wirausaha, yang telah kita bahas di edisi sebelumnya. Wirausaha memberikan kemungkinan menempuh mimpi Anda yang lain. Kata kuncinya tentu pada persiapan yang baik, yang berupa pemahaman mengenai apa yang akan digeluti. Lebih baik lagi bila sempat ‘mencicipi’ hal tersebut, dengan simulasi mental mengenai apa yang akan Anda hadapi nantinya yang bisa jadi jauh berbeda dengan apa yang Anda lakukan selama ini.
Bila wirausaha bukan pilihan, maka alternatif lainnya tentu meneruskan karir Anda saat ini. Bila Anda menikmatinya dan bisa mengelola stres dengan baik, maka pilihan ini adalah sebuah pilihan yang tepat. Terutama bila Anda sempat mencapai puncak karir, baik sebagai Direktur atau bahkan Direktur Utama, dengan ruputasi dan prestasi yang baik, kemungkinan Anda ditarik ke perusahaan lain, sangat besar. Dalam kondisi ini, maka bersiaplah menghadapi berbagai tantangan baru.
Alternatif second career yang lain, sebut saja begitu untuk karir setelah pensiun, adalah karir di area yang menggunakan keahlian yang Anda bangun saat ini. Bila Anda ingin memiliki fleksibilitas waktu, tidak terlalu terikat pada rutinitas kantoran yang telah dijalani saat ini, lebih kental nuansa wirausahanya walaupun tidak sampai se-drastis melakukan wirausaha di bidang yang berbeda sama sekali, maka pilihan untuk menjadi trainer, konsultan, coach, penasihat, staf ahli, terbuka bagi Anda.
Terdapat berbagai perbedaan jalur yang perlu ditempuh dalam berbagai karir kedua tersebut. Dan dengan demikian memerlukan pola persiapan yang berbeda juga. Hal tersebut akan kita coba bahas di artikel-artikel berikutnya.
Tag: Being 50es