Profesional dalam Organisasi

Edisi 26, 28 Maret 2018

Profesional di dalam organisasi memiliki arti yang lebih umum dari konsep profesional yang kita bahas sebelumnya.  Bila sebelumnya kita membahas profesional sebagai mereka yang menjalankan profesinya dengan etika profesional, maka profesional di dalam organisasi lebih terkait dengan pemahaman fungsi dari posisinya dan upaya menjalankan deskripsi jabatannya.

Ilustrasi berikut mungkin bisa memperjelas.  Bila seorang secara profesinya adalah seorang akuntan, tetapi dengan kebijakan rotasi ia ditempatkan sebagai Manajer SDM, maka profesional di sini berarti ia menjalankan tugasnya sebagai Manajer SDM dengan optimal, dengan mematuhi aturan yang ada dan memberikan manfaat yang optimal bagi organisasi (memenuhi Fungsi-nya) dan stake holder-nya (memenuhi Peran-nya).  Pada saat yang sama bisa jadi ia meninggalkan profesionalismenya sebagai seorang akuntan karena tidak lagi mengembangkan dirinya dalam profesi tersebut.

Nilai profesionalisme dituntut bagi setiap pihak di dalam organisasi, bukan hanya staf, tetapi juga manajer, direksi atau bahkan pemilik.

Organisasi akan menjadi profesional bila semua pihak berusaha:

  • Memenuhi berbagai aturan yang ada
  • Mengupayakan keadilan dan transparansi
  • Tidak hanya menuntut hak tetapi juga menjaga kewajibannya bagi setiap pihak
  • Menjunjung tinggi etika
  • Berusaha memberikan hasil dan kontribusi optimal, bukan hanya buat organisasi tetapi juga buat berbagai pihak terkait.

Untuk memberikan kontribusi yang optimal, seseorang dituntut untuk memahami apa yang diharapkan darinya dan membantu tim nya memahami hal tersebut.  Hal ini merupakan bagian dari topik Manajemen Kinerja.

Bayangkan apa yang terjadi dengan seorang yang tidak profesional di dalam organisasi.  Dampak minimal adalah kinerja yang minim, pada dampak yang ekstrim, penyelewengan di dalam pekerjaan yang bisa membuat runtuhnya organisasi, atau bahkan ekonomi sebuah negara.  Seperti yang terjadi pada industri finansial di Amerika dalam kasus sub prime morgage beberapa tahun yang lalu.

Ketika karyawan, leader dan organisasi sudah berjalan dengan profesional, kita berharap ekonomi yang berjalan dengan lebih efisien.  Kita meninggalkan high cost economy yang menghambat pertumbuhan ekonomi negara dan kesejahteraan masyarakat.

G. Suardhika

Soft Skills Trainer

Leave a Reply

Close Menu