Edisi 07, 31 Mei 2016
Pada umumnya manusia sulit untuk menikmati menjadi tua. Melihat uban, inginnya di semir. Melihat keriput inginnya ditarik lagi. Melihat jalan yang sudah mulai kesulitan, inginnya tetap berlari. Ketika hidup memberikan signalnya, kita mencoba untuk men-deny nya. Apalagi bila kita merasa bahwa masih banyak yang ingin kita capai sehingga kita ingin menolak takdir penuaan.
Ok lah indikator fisik kita coba abaikan. Lalu datanglah indikator sosial, yaitu ketika Anda sudah mulai diberi tempat duduk oleh orang lain pada saat berada di kendaraan umum. Ketika hal itu terjadi pada saya beberapa waktu lalu, komentar saya dalam hati ‘lha kan gw cowok’, tetapi karena yang memberikan remaja dan kebetulan badan lagi lelah jadi ya berterima kasih dan dinikmati saja…
Nah seiring bertambahnya waktu, yang memberikan kita tempat duduk, makin lama makin terlihat tua. Sehingga kadang kita berpikir, lho kan dia lebih tua dari saya. Pada saat itu, ada 2 kemungkinan di sini. Bisa jadi Anda terlihat lebih tua. Atau dia (yang memberikan tempat duduk) terlihat lebih tua di mata Anda. Saya memilih menganggap dia sok muda dan saya menikmati saja niat baiknya….hahaha…
Yang sulit adalah ketika kita tengah jalan dengan putri kita yang remaja. Kadang keakraban kita sering diberikan lirikan yang kurang mengenakan….’Loe kira gw om senang apa….’ Paling tidak gw belum begitu lagi……Lho??????? hahaha….
G. Suardhika
Soft Skills Trainer
Competency Development Trainer