Edisi 27, 13 Februari 2020
Ketika menulis blog ataupun buku mengenai usia 50-an, tentunya pertanyaan pertamanya adalah memangnya ada apa di usia 50-an, sehingga menarik ditulis?
Tahun ini saya genap 55 tahun, jadi persis di tengah usia 50-an. Sebagai seorang penulis dan trainer, saat ini saya belum berpikir serius mengenai pensiun. Tetapi bagi sebagian (besar) pembaca yang bekerja di organisasi tentu akan pensiun di 50-an, jadi hal pertama yang signifikan di usia 50-an adalah transisi antara bekerja penuh waktu dan pensiun.
Pensiun pada umumnya adalah sebuah perubahan signifikan. Bila selama ini kita berangkat pagi dan pulang malam, menuju tempat yang sama selama bertahun-tahun ataupun belasan tahun, atau bahkan puluhan tahun, melakukan hal yang relatif sama, bertemu lingkungan yang itu, mendapatkan tantangan dan stres dengan pola tertentu, maka setelah pensiun tiba-tiba Anda tidak perlu melakukan itu lagi. Tentu ini sebuah shock tersendiri. Shock ini bisa positif bisa negatif. Tetapi kemampuan untuk bisa melalui transisi ini akan sangat menentukan kesuksesan di usia 50-an.
Hal lain yang menarik dibahas di usia 50-an adalah kondisi dan persepsi kita terkait kemampuan kita secara umum, termasuk kondisi kesehatan kita. Terdapat penurunan kesehatan, kebugaran, enerji dan kemampuan yang berbeda pada setiap orang, tetapi pada umumnya orang akan merasakan bahwa ia tidak dapat mendorong dirinya untuk bekerja sekuat sebelumnya. Bila sebelumnya, tidak masalah untuk bekerja dalam waktu yang panjang, sampai kurang tidur berhari-hari. Sekarang mungkin baru sehari saja kita sudah merasakan penurunan kondisi kesehatan kita. Bila sebelumnya tidak masalah melakukan perjalanan jauh secara terus-menerus, sekarang tubuh kita sudah meminta kita untuk beristirahat. Belum berbagai tanda penyakit kronis mulai bermunculan.
Hal ketiga terkait relasi di keluarga inti. Pada umumnya anak-anak sudah dewasa, sudah kuliah atau bahkan bekerja. Waktu mereka bersama keluarga berkurang. Dan mereka menuntut kemandirian yang membuat orang tua perlu menyesuaikan perannya. Modal kedekatan pada saat mereka kecil dan remaja akan sangat menentukan bentuk relasi pada tahap ini. Pada saat itu hubungan antar pasutri (pasangan suami istri), juga memasuki tahap baru dimana waktu lebih banyak tersedia untuk bisa berinteraksi. Ada pasangan yang menyambut dengan senang, ada yang melihatnya sebagai ‘bencana’, tergantung pada tingkat kedekatan yang ada.
Demikianlah tiga aspek penting pada usia 50-an, yaitu ketika kita memasuki pensiun dalam area kerja/karya, ketika seberapa berhasilnya kita merawat kesehatan kita akan memberikan ‘rapor-nya’, dan ‘rapor’ yang sama juga akan kita terima dalam kaitan dengan hubungan pasangan dan anak kita. Tiga aspek ini juga yang akan menjadi bagian pembahasan dalam seri Being 50es ini.
G. Suardhika
Soft Skills Trainer