Edisi 18, 31 Januari 2018
Menjadi seorang yang profesional adalah harapan seseorang ketika ia terjun ke dunia kerja. Baik dalam arti kerja pada orang lain (karyawan) ataupun kerja sendiri (pengusaha). Ketika seseorang sudah ‘dicap’ profesional maka kredibilitasnya di market akan meningkat dan ia akan dirujuk oleh banyak klien-nya.
Sayangnya pemahaman mengenai apa itu profesional tidak setinggi seringnya kata ini digunakan. Organisasi bisa berkata kami butuh seorang yang profesional, tetapi apa yang dimaksud profesional oleh organisasi tersebut sering tidak dirumuskan dengan jelas dan, lebih jauh lagi, dibiarkan ‘samar-samar’. Atau seorang pengusaha/konsultan mengatakan kami bekerja secara profesional, tetapi ia sendiri tidak paham mengenai standar profesionalisme yang dituntut.
Secara umum profesional berasosiasi dengan jasa dengan kualitas yang tinggi dalam klas nya. Seorang yang profesional dalam hal tertentu bisa disamakan dengan produk yang berkualitas.
Nilai-nilai profesionalisme akan sulit dijaga bila tidak datang dari kedua belah pihak: karyawan dan organisasi, supplier dan customer. Perusahaan akan sulit berharap karyawanya profesional bila mereka sendiri tidak profesional. Demikian juga transaksi antara klien dan provider atau customer dan vendor, ketika kedua belah pihak profesional maka hubungan bisa berjalan dengan baik dan saling menguntungkan (plus menyenangkan) karena interaksi tersebut sudah berlandaskan sebuah kepercayaan bahwa setiap pihak akan melakukan apapun yang diperlukan untuk sebuah hasil yang memuaskan.
Dalam aktivitas ekonomi, menjadi profesional begitu pentingnya, sayangnya jarang sekali diskusi dan pemahaman yang dibangun terkait topik ini. Kata ini lebih sering dipakai bila suatu pihak menyampaikan harapan atau berusaha memojokan orang lain: ‘kamu tidak profesional’.
Blog ini akan mengangkat beberapa tulisan terkait profesionalisme. Seperti tulisan-tulisan lain di blog ini, artikel ditampilkan dengan format sederhana, tidak berambisi untuk menjelaskan secara komprehensif. Hanya sebuah pencetus diskusi ataupun refleksi. Selamat menikmati.
G. Suardhika
Soft Skills Trainer